Skip to main content

Posts

Featured post

Introductory

Artist and scientist analyzes the world around them in surprisingly similar ways. We as two, thinker and feeler, have a mission. To document and observe the world around us as if we're never seen it before. To learn from it. And to make a better change of us. This is a museum of our finding. A storage of our thinking and feeling.
Recent posts

Twenty Something

Tidak ada pembenaran apapun atas keabsenan saya selama sekitar 2 bulan ini. Tapi jikalau masih boleh memberi alasan logis, saya ingin memberi pengakuan, bahwa selama ini sepertinya saya cerdik mencari dalih apa saja untuk dikerjakan selain menulis itu sendiri. Iya, saya seharusnya malu. Malu kepada diri saya dulu yang rajin protes dengan kontributor sebelah kalau dia telat posting. Malu kepada diri saya sendiri yang sedang rendah ‘self-esteem’ nya. Malu kepada diri saya karena membiarkan nikmat menulis dan menyampaikan sesuatu menjadi sesuatu yang saya ‘take for granted’. A lot things happened . Dan secara garis besar, rangkaian takdir itu memberi saya beeberapa pelajaran. Being twenty something is about how well you coach yourself. Hampir semua mengingatkan saya tentang seperti apa saya, di mata diri saya sendiri. Tentang batasan saya, tentang harapan saya, tentang mereka yang sayangi, tentang kemalasan saya, tentang apa yang membuat saya tertarik, tentang asumsi-asumsi

Atma Ala Kredo

Berlayar jauh ke ujung lautan, para pelaut pada zaman pertengahan dengan gagah mengarungi samudera. Tempat dimana segala kemungkinan terburuk dapat engkau temukan dan sangat erat keterkaitan probabilitas tadi terasosiasi dengan kesendirian, ketertidakdugaan, bencana alam, dan ketidakpastian. Tidak. Bukan perihal tersebut membuat para penjelajah laut pantang. Mereka paham bahwa Crux atau gubug penceng adalah patokan orientasi kembali. Pengetahuan akan jalan untuk kembali pulanglah alasan utama keberanian tiap insan dalam pelancongan. Kalau dipikir lagi; hal ini sifatnya prinsipal dan berlaku universal, bukan?

Ayah yang Khawatir

Menurutku, semakin kita bertambah dewasa, beberapa istilah yang kita kenal dari kecil akan berubah perwujudan konkretnya di kepala, antara melebar dan mendalam. Kita tidak lagi terpaku hanya pada makna harfiah saja. Istilah hanya digunakan untuk mengerecutkan maksud komunikator kepada komunikan. Pemahaman komunikan, lagi-lagi dipengaruhi  oleh perubahan tersebut.

Wanita dan Peranannya

Pagi itu kelas keakhwatan di pesantrenku kosong karena ustadzah yang mengampu berhalangan hadir. Jadilah pemandu kami menugaskan kami untuk menulis tentang peran perempuan secara umum. Here's my answer.